Sabtu, 26 Maret 2011

JANTUNG SEHAT DENGAN DONOR DARAH

      Banyak anggapan salah seputar donor darah, dari kecanduan hingga bisa menggemukkan badan. Padahal, kegiatan tersebut justru dapat membuat jantung bekerja optimal dan mendeteksi penyakit sejak dini.
        Tidak semua orang mau membiarkan darah yang mengalir di tubuhnya berpindah untuk di proses dan di transfusikan kepada orang yang membutuhkan. Masih jaranng orang yang mengerti pentingnya mendonorkan darah.
        Untuk mendonorkan darah kepada orang lain, di butuhkan kerelaan. Pendonor juga harus memiliki tubuh yang sehat dan terbebas dari berbagai jenis penyakit.
        Beberapa motif yang biasanya melatari orang mendonorkan darahnya antara lain misi sosial atau menolong keluarga. Dari motif-motif tersebut, pendonor terbaik adalah mereka yang menyumbangkan darahnya secara rutin dan berkesinambungan secara sukarela yaitu sekali dalam tiga bulan.
        Keuntungan lain mendonorkan darah, jika di lakukan dengan rutin, antara lain membuat jantung bekerja lebih baik, karena darah yang dipompa adalah darah yang bersih. “Untuk kesehatan jantung memang efek yang di timbulkan tidak langsung namun bertahap. Karena jika darah yang mengalir dalam tubuh adalah darah yang sehat, jantung juga akan sehat secara otomatis”. Manfaat lain yang dipetik oleh pendonor sukarela adalah mengetahui bahwa dirinya sehat. “Orang-orang yang darahnya bisa di gunakan adalah mereka yang benar-benar sehat”,
        Setiap kali menerima darah dari pada pendonor, maka PMI melakukan proses pengolahan darah yang terdiri atas screening atau pemeriksaan darah dan konfirmasi golongan darah. Kemudian dilakukan uji saring darah yang berfungsi mengetahui kesehatan darah, apakah terbebas dari hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS, sifilis.
        Setelah proses uji saring selesai, dilakukan uji cocok serasi yaitu percobaan percampuran darah donor dengan darah pasien (cross metching).
        “Darah di PMI dapat dijamin kesehatannya karena telah mengalami beberapa proses uji penyaringan. Pemeriksaan uji saring terhadap infeksi yang menular lewat transfusi darah dilakukan setelah darah diambil dari donor. Sehingga saat ditransfusikan, darah tersebut sudah bebas dari penyakit”.
        Bagi para pendonor yang darahnya tidak sehat, misalnya tercemar sifilis, hepatitis A atau hepatitis C, maka PMI akan mengirimkan sebuah surat yang menerangkan hasil penyaringan yang reaktif pada darah pendonor.
        “Pendonor kita sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, setelah surat keterangan sehat dari dokter keluar, baru pendonor tadi akan dipertimbangkan dengan syarat tertentu apakah boleh mendonorkan darah kembali”..
        Reaksi yang muncul ketika pendonor mendapatkan surat, sangat beragam, seperti berterima kasih karena bisa mengetahui deteksi dini penyakit yang terdapat pada tubuh, hingga ada pula pendonor yang marah-marah karena merasa divonis.

LOMPATAN KUTU

RATUSAN KALI LEBIH TINGGI DARI TUBUHNYA

     
Para pembaca pasti tahu seekor kutu anjing bisa melompat ratusan kali lebih tinggi dari tubuhnya, namun apa yang terjadik bila ia di masukkan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu di biarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.
Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalm kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba laggi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.
Ia mulai berfikir, “sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia dapat membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “nah, benar kan? Kemampuan saya memang segini. Inilah saya!”
Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yanng sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan yang memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.
Teman kerja jug bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, “Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok.” Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.
Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagainya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan “gagu” dia mampu lulus dari Hervard University. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi “raja” komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia. Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukangh parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.
Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.
Nah,bila anda masih terkurung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.